Ambon, 7 November 2025 — Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) terus membuka cakrawala baru bagi dunia pendidikan dan sains. Dalam rangkaian Seminar Nasional bertema “Artificial Intelligence dan Pendidikan Kontekstual: Mentransformasi Pendidikan Kristen dan Teknologi di Era Digital”, yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen (FIPK) Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon pada tanggal 6–7 November 2025, salah satu narasumber yang menarik perhatian peserta adalah Prof. Hendry I. Elim, Ph.D, Guru Besar Fisika Universitas Pattimura yang memaparkan topik berjudul “Manusia Hebat yang Membentuk Kembali: Artificial Intelligence (AI) dan Impaknya di Abad 21.”

Dalam paparannya, Prof. Elim menjelaskan bahwa fisika memiliki peranan mendasar dalam perkembangan AI, khususnya dalam membangun sistem berpikir, pemodelan, dan algoritma yang menyerupai cara kerja otak manusia. Ia menegaskan bahwa pemahaman mendalam terhadap prinsip-prinsip fisika memungkinkan ilmuwan menciptakan AI yang lebih efisien, cerdas, dan adaptif melalui pendekatan Embodied AI, yaitu kecerdasan buatan yang memiliki kemampuan berinteraksi secara fisik dan emosional dengan lingkungannya.

Lebih lanjut, Prof. Elim memperkenalkan Konsep Trinity Intelligence (TI) sebagai kunci untuk meningkatkan kualitas manusia secara sempurna dan seimbang di era digital. Konsep TI mengintegrasikan tiga dimensi utama kecerdasan, yaitu Spiritual Intelligence (kecerdasan spiritual), Emotional Intelligence (kecerdasan emosional), dan Glorified Intelligence—yang disebutnya sebagai the spirit of excellence. Ketiganya saling berhubungan dan membentuk dasar bagi pengembangan mindset berpikir, perasaan, dan kemampuan kognitif (IQ) manusia.

“Ketika manusia mampu mengintegrasikan ketiga aspek kecerdasan ini, maka setiap produk teknologi, termasuk AI dan Embodied AI, akan memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi dan memberikan manfaat nyata bagi kehidupan,” ungkap Prof. Elim dalam sesi presentasinya. Ia menekankan pentingnya menjadikan AI bukan hanya alat otomatisasi, melainkan juga mitra kolaboratif yang bermakna (meaningful worker/collaborator) dalam membentuk peradaban yang lebih manusiawi.

Seminar nasional ini menjadi wadah refleksi dan kolaborasi antarpendidik, ilmuwan, dan pemimpin Kristen untuk mengkaji keterkaitan antara iman, pendidikan, dan teknologi. Kehadiran Prof. Hendry I. Elim dengan perspektif fisika dan spiritualitas memberikan dimensi baru dalam memahami bagaimana manusia dapat “membentuk kembali” kecerdasan buatan agar selaras dengan nilai-nilai kemuliaan dan kemanusiaan di abad ke-21.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *