Ambon, 11 September 2025 – Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pattimura (UNPATTI) kembali menyelenggarakan Physics Monthly Seminar Edisi bulan September pada Kamis, 11 September 2025 bertempat di Aula Auditorium, FST, Unpatti. Kegiatan yang mengusung tema “Konektivitas Fisika dengan Dunia Medis: Peluang dan Peran Fisikawan Medik” ini berhasil menarik antusiasme tinggi dari para mahasiswa dan civitas akademika Jurusan Fisika, FST, UNPATTI.
Seminar kali ini menghadirkan Ibu Misrawati, M.Si, seorang tenaga Fisika Medis profesional dari RSUP dr. J. Leimena Ambon, sebagai narasumber utama. Kehadiran praktisi langsung dari dunia kesehatan ini memberikan gambaran nyata dan relevan tentang aplikasi ilmu fisika di bidang medis.
Dalam pemaparannya, Ibu Misrawati menekankan bahwa gelar sarjana fisika membuka pintu yang sangat lebar untuk berkarir di rumah sakit, khususnya sebagai Fisikawan Medik. “Banyak yang belum menyadari bahwa ilmu fisika adalah tulang punggung dari banyak teknologi diagnostik dan terapi modern di dunia kesehatan. Sarjana fisika memiliki peluang besar untuk terjun dalam sub-bidang seperti Fisika Radioterapi, Radiologi Diagnostik, dan Kedokteran Nuklir,” jelasnya.
Lebih lanjut, beliau memaparkan peran kritis seorang fisikawan medik. Peran tersebut tidak hanya terbatas pada pengoperasian alat, tetapi mencakup tanggung jawab yang sangat vital, antara lain:
- Memastikan Keamanan dan Efektivitas Peralatan: Melakukan kalibrasi dan quality control (QC) terhadap peralatan berteknologi tinggi seperti Linear Accelerator (LINAC) untuk radioterapi, CT-Scan, dan MRI untuk memastikan akurasi dan keamanan pasien.
- Mengoptimalkan Dosis Radiasi: Menghitung dan mengoptimalkan dosis radiasi pada pasien kanker yang menjalani radioterapi, untuk memastikan sel kanker mendapatkan dosis yang mematikan sementara jaringan sehat di sekitarnya terlindungi.
- Memberikan Edukasi: Berperan sebagai sumber pengetahuan bagi staf medis (dokter, radiografer) mengenai prinsip fisika dalam alat yang digunakan, serta memberikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur dan keamanan radiasi.
Pada kesempatan ini pula, Ibu Misrawati menjelaskan di Indonesia baru beberapa Universitas yang membuka program studi magister Fisika Medis dan Program Studi Pendidikan Profesi Fisikawan Medik, salah satunya di Universitas Indonesia yang merupakan pendiri dan anggota tetap Aliansi Fisikawan Medik Indonesia (AFISMI).
”Jadi, bagi mahasiswa Fisika yang telah menyelesaikan S1 Ilmu Fisika dan bercita-cita menjadi Fisikawan Medik, jalan karir ini dapat ditempuh dengan mengambil Program Profesi Fisikawan Medik (PPFM) yang biasanya berdurasi satu hingga dua tahun, setelah memenuhi persyaratan tertentu seperti memiliki IPK minimal dan menguasai mata kuliah prasyarat seperti fisika inti dan fisika modern” ujarnya.
Selama program profesi, mahasiswa akan mempelajari aplikasi fisika dalam dunia medis, seperti proteksi radiasi, fisika pencitraan (MRI, CT-Scan), dan perencanaan radioterapi, yang dilengkapi dengan praktik klinik di rumah sakit mitra. Setelah lulus dan menyelesaikan masa internship, lulusan harus mengikuti Uji Kompetensi Fisikawan Medik Indonesia (UKFMI) untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR) yang wajib dimiliki agar dapat bekerja secara legal di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.
“Seminar ini sangat penting untuk membuka mindset mahasiswa fisika bahwa prospek kerja mereka tidak hanya di dunia pendidikan dan industri konvensional, tetapi juga di bidang kesehatan yang sangat mulia dan membutuhkan presisi tinggi. Kolaborasi antara ilmu fisika dan kedokteran adalah masa depan,” ujar Ketua Jurusan Fisika, Ronaldo Talapessy, S.Si., M.Sc., Ph.D dalam sambutan-nya ketika membuka kegiatan Physics Monthly Seminar.
Menjadi fisikawan medik di Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan kompleks, yang dimulai dari terbatasnya jumlah institusi pendidikan yang menyelenggarakan program profesi atau magister fisika medis, sehingga akses pendidikan masih terkonsentrasi di beberapa kota besar saja.
Kegiatan ini berlangsung interaktif, dihadiri oleh seluruh civitas akademika di Jurusan Fisika, FST, UNPATTI. Diharapkan seminar kali ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk lebih giat belajar dan mempertimbangkan karir sebagai fisikawan medik, sekaligus memperkuat jejaring antara Prodi Fisika UNPATTI dengan dunia praktisi kesehatan di Maluku.